Karya : Alecia Rahmawati
Modernisasi merupakan suatu proses transformasi sosial yang mencerminkan peralihan masyarakat dari kondisi tradisional menuju pola kehidupan yang lebih maju, rasional, dan efisien. Modernisasi tidak hanya mencakup perkembangan teknologi dan industri, tetapi juga meliputi perubahan dalam pola pikir, nilai-nilai, dan institusi sosial. Dalam konteks kebangsaan, modernisasi menjadi tantangan sekaligus peluang bagi eksistensi nasionalisme, terutama di kalangan generasi muda. Nasionalisme sendiri diartikan sebagai semangat kebangsaan, yaitu sikap mencintai tanah air yang diwujudkan dalam kesadaran berbangsa dan bernegara serta tanggung jawab untuk menjaga dan memajukan bangsa.
Jenis-jenis modernisasi yang berkembang pada era kontemporer sangat beragam dan mencakup berbagai sektor kehidupan. Di bidang teknologi informasi dan komunikasi, hadirnya internet, media sosial, dan perangkat digital telah membawa perubahan signifikan dalam cara manusia berinteraksi dan memperoleh informasi. Di sektor transportasi, munculnya kendaraan otomatis dan layanan berbasis aplikasi mempercepat mobilitas individu. Di bidang pendidikan, sistem pembelajaran digital dan platform daring telah menjadi alternatif utama dalam proses pendidikan. Sementara itu, dalam sektor ekonomi, kemunculan ekonomi digital dan e-commerce menunjukkan transformasi cara berproduksi dan bertransaksi di masyarakat.
Modernisasi menawarkan beragam kemudahan bagi generasi muda, antara lain kemudahan akses informasi, efisiensi dalam komunikasi, serta peluang untuk mengembangkan potensi diri secara mandiri. Informasi global dapat diakses dengan cepat dan mudah, memungkinkan terbentuknya generasi yang terbuka terhadap pengetahuan dan perkembangan dunia. Hal ini secara potensial dapat memperluas wawasan serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Namun demikian, modernisasi juga membawa implikasi negatif yang tidak dapat diabaikan. Pengaruh budaya asing yang masuk secara masif melalui media global berisiko menggerus nilai-nilai lokal dan nasional. Gaya hidup individualistik, konsumeristik, dan minim kepedulian sosial semakin marak di kalangan generasi muda. Akibatnya, semangat kebangsaan dan kesadaran nasional berpotensi mengalami degradasi apabila tidak disikapi secara bijak.
Kecenderungan generasi muda untuk lebih terfokus pada dunia digital juga berdampak pada penurunan minat terhadap isu-isu kebangsaan, sejarah nasional, serta kegiatan yang memperkuat rasa cinta tanah air. Kurangnya pemahaman terhadap jati diri bangsa dapat mengakibatkan lemahnya keterikatan emosional dan intelektual terhadap Indonesia sebagai negara kesatuan. Kondisi ini mengindikasikan pentingnya strategi penguatan nasionalisme dalam kerangka modernisasi.
Modernisasi sejatinya tidak harus bertentangan dengan semangat nasionalisme. Dengan pemanfaatan yang tepat, modernisasi justru dapat menjadi media strategis untuk menumbuhkembangkan nilai-nilai nasionalisme di kalangan generasi muda. Media sosial, misalnya, dapat digunakan sebagai sarana kampanye cinta tanah air melalui penyebaran konten edukatif dan inspiratif mengenai sejarah perjuangan bangsa, budaya lokal, serta tokoh-tokoh nasional.
Selain itu, generasi muda dapat berperan aktif dalam mempromosikan identitas nasional melalui berbagai karya kreatif berbasis teknologi, seperti film pendek, musik digital, dokumenter, dan aplikasi edukatif yang mengangkat tema-tema kebangsaan. Inisiatif semacam ini memungkinkan modernisasi menjadi kendaraan dalam memperkuat ikatan nasional sekaligus memperkenalkan Indonesia di kancah internasional.
Pendidikan memiliki peran fundamental dalam mengintegrasikan nilai-nilai nasionalisme dengan perkembangan modernisasi. Kurikulum yang adaptif terhadap kemajuan teknologi, namun tetap mengedepankan pendidikan karakter dan wawasan kebangsaan, sangat dibutuhkan. Pemanfaatan teknologi pembelajaran interaktif dapat menjadi alternatif dalam menumbuhkan kesadaran sejarah dan identitas nasional secara lebih menarik dan efektif bagi peserta didik.
Peran lingkungan keluarga dan masyarakat juga tidak kalah penting. Orang tua dan tokoh masyarakat perlu menjadi teladan dalam menjaga keseimbangan antara penerimaan terhadap modernisasi dan pelestarian nilai-nilai nasional. Partisipasi aktif dalam kegiatan sosial, budaya, dan keagamaan yang menanamkan semangat kebangsaan perlu ditumbuhkan secara berkelanjutan sebagai bentuk konkret pendidikan nasionalisme.
Sebagai kesimpulan, modernisasi membawa tantangan dan peluang yang signifikan terhadap eksistensi paham nasionalisme di kalangan generasi muda. Oleh karena itu, diperlukan sinergi antara institusi pendidikan, keluarga, masyarakat, dan pemerintah dalam membina generasi muda agar mampu memanfaatkan modernisasi sebagai sarana untuk memperkuat identitas kebangsaan. Dengan demikian, nasionalisme tidak hanya tetap relevan, tetapi juga dapat tumbuh dinamis sesuai dengan tuntutan zaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar